Saban pagi, siang, terutama menjelang sore, puluhan pria tampak santai di pinggiran setu. Menjulurkan pancingannya sejauh mungkin, sembari berharap umpannya dimangsa ikan mas ataupun lele, yang tak bertuan itu. Ya, ikan di setu adalah milik semua orang, sehingga siapa saja boleh memancing di sana. Tak peduli mau ‘mangkal’ pagi, siang, ataupun malam. Terserah saja kapan suka.
Memancing bagi sebagian orang adalah hobi. Jika tak memancing sekali saja dalam seminggu, rasanya ada yang kurang dalam hidupnya. Gelisah dan boleh saja gampang marah.
Jika sudah duduk santai di pinggiran kolam sambil menunggu ikan yang menyergap umpan entah kapan, dunia sepertinya milik pribadi. Tidak ada lagi duka di wajah mereka.
Tetapi bagi sebagian lain, memancing adalah aktivitas yang sangat membosankan sehingga dianggap hanya membuang-buang waktu belaka. Kalau memang ingin menyantap ikan, kenapa tidak singgah di warung makan saja? Atau bila perlu langsung memborongnya di tukang ikan. Dengan memancing, bagi yang bukan kelompok mancingmania, waktu akan terbuang sia-sia. Berapa banyak pekerjaan yang bisa dituntaskan dengan meninggalkan aktivitas memancing?
Kendati begitu, memancing sebagai hobi atau hanya membuang waktu, adalah urusan individu masing-masing. Masing-masing mempunyai alasan tersendiri kenapa memilih memancing. Sebaliknya, pendapat yang menilai bahwa memancing hanyalah membuang waktu juga harus pula dihargai. Tidak ada yang perlu diperdebatkan di sana. Yang jelas, mereka yang hobi memancing sangat berpeluang mengasah kesabaran. Dengan memancing, niscaya mereka akan lebih penyabar. Anda seorang pemancing?
Belum ada tanggapan untuk "Memancing di Setu: Antara Hobi dan Buang Waktu"
Post a Comment