GUDANG BERITA KAUM MARHAEN

1,2,3…Tukang Bangunan Angkat Beton

Halo sobat marhaen, sudah bersiap menonton gerhana matahari? Kalau yang berkantong tebal sih sudah antri di Belitung, yang konon menjadi tempat paling indah untuk menyaksikan kejadian langka itu. Nah, kalau kita yang kembang-kempis, cukup di rumah saja. Setel tivi ditemani kopi, selesai urusan.

Ngomong-ngomong, pernah menyaksikan bagaimana tukang bangunan memindahkan beton? Ini ada kisahnya sedikit. Ceritanya, mereka ingin memindahkan beton yang sudah siap pasang. Artinya, tidak lagi perlu mengecor. Beton batangan persisnya. Tetapi tidak mungkin mengangkat beton batangan yang beratnya mencapai 100 kg itu seorang diri. Lima orang pun belum tentu kuat karena beton itu harus dipasangi pada ketinggian dua meter. Bukan sekadar memanteknya di permukaan tanah.

Begitulah, kaum marhaen. Mereka harus mengandalkan tenaga ekstra. Tentunya, alat katrol menjadi senjata utama. Mereka harus mengatrol beton itu biar lebih memudahkan pekerjaan. Sebelum dikatrol, beton itu diikat terlebih dulu, menggunakan rantai besi. Setelah semua dirasa oke, barulah mereka gotong-royong mengangkatnya dengan kekuatan penuh.

1,2,3…angkat…terus..terus…demikian teriakan yang terdengar saat mereka mengangkat beban yang berat itu. Ada kepuasan tersendiri di wajah mereka ketika beton siap pasang itu sudah berada di tempat yang direncanakan. Peluh dan keringat di wajah mereka mengucur deras di bawah sengatan matahari. Tukang bangunan itu lalu pergi sejenak, menyusuri jalanan penuh debu, mencari-cari sebuah warung bertuliskan Warteg.


Fakta Marhaen Terkait:

Belum ada tanggapan untuk "1,2,3…Tukang Bangunan Angkat Beton"

Post a Comment