GUDANG BERITA KAUM MARHAEN

Metamorfosa Tukang Servis Handphone

Di ujung minggu alias weekend, tempat rekreasi biasanya tumpah-ruah. Di Jakarta, yang paling banyak diserbu ada dua tempat, yakni Taman Mini Indonesia Indah (TMII), dan Taman Margasatwa Ragunan. Keduanya memang mematok harga lumayan murah, sangat cocok buat kantong para kaum marhaen.

Daripada bosan bahas Kalijodo yang sebentar lagi digusur Ahok, kali ini kita berbagi cerita tentang profesi tukang servis handphone. Itu tuh, profesi yang membutuhkan ketelitian dan kesabaran sekaligus. Modal lain yang dibutuhkan adalah sikat gigi bekas, cotton bud alias kapas korek kuping, bensin secukukupnya, penghapus yang biasa dipakai anak sekolah, dan solder sebagai senjata utama.

Tukang servis handphone alias HP di awal 2000-an masih sangat jarang ditemui, itu karena booming masuknya alat komunikasi canggih itu memang dimulai pada masa itu juga. Dulu, HP yang sangat fenomenal di antaranya Nokia 3310, Nokia 3315, Nokia 8210, dan sejumlah merek lainnya.

Di saat HP sudah banyak digunakan, saat itulah tukang servis HP mulai bermunculan. Tentu saja, banyak dari mereka yang akhirnya terjun sebagai tukang servis dengan modal nekad dan sembari belajar. Sebab tak bisa dipungkiri, penghasilan tukang servis HP saat itu sangat mengggiurkan. Bisa-bisa, hanya sekadar membersihkan SMS yang terlalu penuh di HP, dihargai Rp 100 ribu. Ya, awal masa booming HP, kebanyakan penggunanya belum paham soal “SMS yang kepenuhan di HP” yang mengakibatkan HP tak lagi bisa menerima SMS yang baru.

Namun, agar lulus menjadi tukang servis yang handal, diperlukan kerja keras dan keuletan. Puluhan HP pun dijadikan sebagai kelinci percobaan. Dan itu semua harus ditanggung sendiri. Dapat komplain dari konsumen juga sering terjadi, lantaran servisan HP ternyata hanya berumur pendek. Namun, itu semua adalah bunga-bunga dari sebuah profesi.

Kini, di tahun 2016, profesi tukang servis HP ternyata masih banyak diminati. Tentu saja, pengetahuan para tukang servis senior jauh lebih mumpuni dibanding yang masih baru bergabung. Pasalnya, teknologi HP juga terus berkembang pesat, yang otomatis memupuk pengetahuan para tukang servis. Tukang servis senior sudah banyak bermetamorfosa, menyesuaikan dengan perkembangan teknologi terkini.

Lalu, bagaimana dengan pendapatan para tukang servis saat ini? Soal ini, memang sudah jelas jauh berbeda dengan masa awal. Pengguna HP sekarang sudah lebih dimanjakan dengan banyaknya HP keluaran terbaru dengan harga murah meriah. Jika ada kerusakan, biasanya akan menggantinya dengan baru. Atau apabila kerusakannya masih berskala kecil, pengguna HP pertama sekali akan mengintip dunia internet tentang cara memperbaiki HP lewat bantuan Mbah Google.

Yang jelas, profesi tukang servis HP tidak akan ada matinya. Mereka akan selalu dibutuhkan selama manusia membutuhkan HP. Kalaupun pendapatan berkurang oleh ketatnya persaingan, yah namanya juga marhaen…hehehe…

Fakta Marhaen Terkait:

1 Tanggapan untuk "Metamorfosa Tukang Servis Handphone"