GUDANG BERITA KAUM MARHAEN

Kejarlah Ahok, Teman Ahok Lepas?

Panggung politik di DKI Jakarta mendadak ramai. Menjelang Pilkada 2017 yang tinggal setahun lagi, berbagai manuver politik dengan gamblang dipertontonkan di hadapan kaum marhaen. Sontak saja, akrobat politik semacam itu menggiring kaum jelata ke situasi galau. Entah siapa yang benar dan mana pula yang salah.

Cerita ini bermula ketika Ahok, yang digadang-gadang Teman Ahok, bertarung kembali lewat jalur independen, tiba-tiba melontarkan pernyataan bersayap. Ahok, yang memang sedari awal ingin maju lewat jalur perseorangan, sejauh ini telah mengumpulkan KTP sebanyak 750 ribu dari 1 juta yang dibutuhkan. Bukan pekerjaan mudah mengumpulkan KTP sebanyak itu, diperlukan kerja keras dan militansi pecinta Ahok. Mereka sudah bergerilya ke kantong-kantong penduduk, dengan harapan target 1 juta KTP dapat dipenuhi. Namun, apa daya, hingga menjelang deadline pertengahan tahun nanti, Teman Ahok masih harus mengutip KTP warga DKI Jakarta secara sukarela sebanyak 250 ribu lagi.

Nah, Ahok yang melihat peta tersebut mungkin saja merasa kurang percaya diri. Apa mungkin target 1 juta KTP itu terpenuhi? Kalaupun bisa, tak cukup hanya di situ. Masih ada tahapan berikutnya yakni verifikasi KTP tersebut ke yang bersangkutan alias pemilik KTP, yang sudah dipastikan memakan waktu lama. Ahok berhitung, kalau rencana itu tidak mulus, bisa-bisa pencalonannya terganjal lantaran tak memenuhi syarat administrasi.

Maka jalan paling praktis adalah dengan meminang ataupun dipinang oleh partai politik yang punya kursi di DPRD DKI Jakarta. Yang paling mudah adalah menerima atau melamar PDIP, partai pemilik kursi terbanyak di Kebon Sirih. Tidak perlu verifikasi atau meminta KTP 1 juta warga. Begitu daftar, langsung siap tarung.

Namanya yang sudah kerja keras lalu seolah dilupakan begitu saja, sudah pasti tidak enak di hati. Teman Ahok, yang berdiri secara swadaya, langsung bereaksi atas pernyataan Ahok. Kata Teman Ahok, tidak masalah apabila Ahok maju lewat partai politik, yang penting mereka sudah berusaha sekuat tenaga mengumpulkan KTP. Tetapi, kalaupun Ahok maju lewat PDIP, misalnya, Teman Ahok mengaku legowo saja. Toh, perjuangan mereka selama ini didasari karena simpatik terhadap gaya kepemimpinan Ahok.

Ahok memang menjadi magnet yang kuat bagi siapa saja, termasuk partai politik yang ingin nimbrung di atas kepopuleran Ahok. Salah satunya PDIP, yang rasa-rasanya akan kembali memberikan dukungannya kepada Ahok, seperti era Jokowi-Ahok, yang diusung PDIP dan Gerindra. Hitung-hitungan politik PDIP memang cukup masuk akal, sebab di atas kertas, Ahok sudah jauh mengungguli kandidat lain. Buat apa memoles kandidat lain, sementara Ahok sudah siap seratus persen? Begitu kira-kira analisa politik PDIP.

Yang jelas, Ahok saat ini tengah galau. Apakah ia akan menumpang kendaraan partai politik ataukah mengikuti jalur setengah mulus yang telah dipersiapkan Teman Ahok? Lalu, apakah Teman Ahok akan melepaskan Ahok begitu saja? Ya, begitu saja. Walah, politik oh politik.

Fakta Marhaen Terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Kejarlah Ahok, Teman Ahok Lepas?"

Post a Comment