GUDANG BERITA KAUM MARHAEN

Nah Ini Dia, Nyawa Abadi Harian Pos Kota

Kaum-kaum marjinal pasti sering membaca Nah Ini Dia di Harian Pos Kota. Setiap hari, artikel kocak sekaligus mencerdaskan ini tampil memukau. Dijamin pembacanya senyum-senyum atau sesekali geleng-geleng kepala. Anda pernah?

Tampil dengan bahasa ringan nan menggelitik, Nah Ini Dia yang setia nangkring di pojok kanan bawah Pos Kota, memang belum ada tandingannya. Cerita sejenis di Warta Kota dengan tokoh utama Si Bedul, belum mampu menepis kedigdayaan Nah Ini Dia. Masih kalah kelas. Baik dari sisi humornya maupun cara penyajiannya melalui serangkaian kata-kata.

Nah Ini Dia, adalah nyawa dari Pos Kota. Tanpanya, Pos Kota rasanya akan terasa hambar. Meskipun sebenarnya, sajian berita Pos Kota cukup informatif dan berwarna. Namun tak bisa disangkal, Nah Ini Dia masih tetap mencuri perhatian khalayak pembaca.

Sebenarnya, cerita-cerita yang disajikan di kolom Nah Ini Dia, secara umum bertema persoalan keluarga, khususnya soal perselingkuhan. Redaksi Pos Kota kemudian mengolahnya menjadi sebuah cerita yang menghibur pembaca.

Bahasanya ringan dan sesekali menyalin istilah-istilah politik nasional yang tengah hangat. Di situlah kekuatannya, Nah Ini Dia mampu menangkap fenomena sosial sekaligus menyerap sedikit situasi terkini politik nasional.

Beberapa istilah fenomenal Nah Ini Dia adalah ‘aspirasi arus bawah’, ‘disetrum’, ‘banting-bantingan’, yang semuanya bermuara pada urusan kaum dewasa. Tetapi karena itu pula, Nah Ini Dia juga ikut menjaring pembaca dari seluruh segmen. Ia tidak hanya dinikmati masyarakat kelas bawah, tetapi juga sering menjadi candu bagi sebagian warga kelas berduit. Bahkan, ada cerita seorang dosen yang harus terlebih dulu membaca Nah Ini Dia, sebelum mengajar di kelas mahasiswa. Konon, ia mendapat inspirasi jika sudah melahap cerita Nah Ini Dia, terlebih dahulu.

Nah Ini Dia, kita sudah sampai di ujung tulisan.

Fakta Marhaen Terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Nah Ini Dia, Nyawa Abadi Harian Pos Kota"

Post a Comment